Oleh : Andi Musthafa Husain
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs% (
Ü=Å_é& nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ) Èb$tãy (
(#qç6ÉftGó¡uù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 crßä©öt
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (Q.S. Al-baqarah[2]:186)
Andi at Gunung Merapi |
Salawat serta salam kepada baginda
rasulullah salallahualaihiwasallam, berkat beliaulah kita bisa menikmati
Islam seperti sekarang, seorang hamba pilihan tuhan yang telah mengubah dunia
jahiliah menjadi dunia yang penuh dengan ketentraman, rasul yang sangat kita
rindukan dan merindukan kita, semoga kita semua mendapat safaatnya di hari
akhirat kelak.
Seribu
Satu Cara Tuhan Menjawab Doa
Alkisah, ada seorang dokter
spesialis yang barnama Ardha(bukan nama sebenarnya, nama aslinya adalah Dr. Ishan). beliau hendak survei ke salah satu rumah sakit
yang jauh dari tempat tinggalnya, sehingga pergilah dokter tersebut dengan
pesawat terbang. Di tengah perjalanan ternyata mesin pesawat mengalami gangguan
sehingga membuat pilot pesawat tidak dapat melanjutkan perjalanan dan mendarat
di bandara terdekat.
Akibat tertundanya penerbangan ini
dokter pun merasa gelisah. Dokter berkata kepada kepala pesawat “sungguh, saya
ini dokter yang sangat dibutuhkan, beberapa nyawa tergantung pada sekian menit dari
waktuku, mak tolonglah agar mempercapat penerbangan ini. Lantas kepala pesawat
menjawab “bapak, jikala sudah tak sabar untuk menunggu kami, maka bapak boleh
memakai mobil untuk pergi ketempat tujuan bapak, jaraknya hanya tiga jam
perjalanan darat dari sini” ujar kepala pesawat.
Setelah berbicara banyak dengan
kepala pesawat, akhirnya dokter menyetujui usulannya untuk berpergian melalui
transportasi darat. Pergilah dokter tersebut dengan beberapa penumpang lainnya.
ketika perjalanan berlangsung sekitar dua jam, hujan deras turun sehingga
membuat sopir tak mampu melihat jarak yang jauh. Hal ini membuat sopir terpaksa
melambatkan laju mobil.
Empat jam telah berlalu, namun belum
sampai juga. Kejadian ini membuat sopir lelah dan mengambil kesepakatan untuk
beristirahat sejenak. Ketika sopir, dokter Ardha dan penumpang lainnnya keluar
dari mobil, pada saat itulah mereka menyadari bahwa mereka telah tersesat.
Mereka tetap sepakat untuk istirahat sejenak pada sebuah gubuk tua milik
seorang penduduk di sana.
“Silahkan masuk” ujar pemilik rumah
tersebut. Ibu pemilik rumah tersebut terlihat begitu ramah. Tanpa basa-basi ibu
tersebut menyediakan minuman dan beberapa makanan ringan. “silahkan dimakan,
untuk memulihkan kesegaran badan anda” ujar ibu tua tersebut kepada dokter
Ardha.
“Ibu baik sekali, semoga doa ibu
senantiasa dikabulkan oleh Allah” dokter Ardha berkata. “Sungguh bapak itu
musafir, doa bapak akan jauh lebih terkabulkan dari saya, dari dulu saya tak
pernah berhenti berdoa untuk kesembuhan anak saya, beberapa rumah sakit disini
tak bisa berbuat banyak, dan beberapa sisanya hanya bisa memberikan rujukan
untuk menghadap dokter Ardha yang katanya bisa menyembuhkan penyakit anakku.
Namun sayang saya hanya orang miskin dan tak bisa pergi ketempat nan jauh disana”
jawab ibu tua tersebut dengan merunduk.
“demi Allah, sungguh do’a ibulah
yang membuat mesin pesawat rusak dan hujan deras sehingga membawa saya ke gubuk
sederhana ini, saya dokter Ardha” ujar dokter ardha dengan nada tinggi karena
salut.(kisah ini diambil dari http://www.kisahinspirasi.com/)
Dari kisah tersebut kita dapa
mengetahui betapa kuatnya sebuah doa, namun terkadang kita tak sabar untuk
memperolehnya pada waktu yang tepat. Sangat banyak cara tuhan untuk mengabulkan
doa hambanya, kisah ini salah salah satu dari sekian banyak cara Allah menjawab
doa.
Doa Pasti
Dikabulkan
Ketika manusia berdoa, mungkin
terbesit pertanyaan “apakah pertanyaan saya akan terkabul?”. Beberapa doa
terkadang tidak terkabul dalam kehidupan kita. Itu yang selama ini kebanyakan
manusia pahami, tapi sesungguhnya ia belum mengetahui manfaat serta mudharat
yang akan ia dapatkan setelah terkabulnya doa tersebut.
Setiap orang pastilah pernah berdoa. Pertanyaannya, apakah setiap
doa yang kita lantunkan selalu diterima dan dikabulkan, penulis katakan “ya”.
Ada tiga macam cara Allah menjawab doa hambanya.
Pertama, dijawab secara kontan (langsung). Hal inilah yang banyak
dimengerti oleh orang dan yang paling diharapkan oleh seluruh orang. Kejadian
seperti ini cenderung lebih mudah prosesnya , namun doa seperti ini bisa
diterima oleh hamba apabila hamba tersebut memang sudah layak untuk menerima
doa tersebut.
Seperti halnya kita berdoa sesuatu, seperti dibanyakkan rizki,
sehat jasmani maupun rohani, dimudahkan segala urusan ataupun doa lainnya.
seketika itu pula Allah menjawabnya dan memberikannya. Atau disaat kita tak
memiliki uang, seketika itu juga Allah menjawabnya dengan teman yang berbaik
hati atau dari jalan lainnya. begitu banyak jalan Allah untuk menjawab doa kita
secara sepontan.
Kedua, dijawab setelah dimatangkan. Belum tentu kita berdoa sekarang dan
langsung dijawab dengan waktu singkat. Seorang yang menerima doa seperti ini
biasanya adalah hamba yang menurut Allah memang belum pas untuk menerima doanya
sendiri. Maka, Allah mematangkannya, sehingga ia mampu untuk mendapatkannya
pada waktu yang tepat.
Allah mengetahui terhadap diri kita bahkan lebih dari kita
mengetahui diri kita sendiri. Seorang yang telah lama meminta untuk menikah
ternyata belum menemukan pendamping hidupnya setelah sekian lama. Dengan
keadaan yang sedemikian maka yakinlah sesungguhnya Allah memang telah
menyiapkan seorang yang jauh lebih mapan untuk pendampingnya.
Sungguh Allah mengetahui apa yang tidak kita ketahui, dalam
firmannya surat Al-baqarah ayat 30 Allah mengingatkan malaikat yang berbunyi
“sesungguhnya Aku (Allah) mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
Ketiga, dijawab Allah namun diganti dengan sesuatu yang lebih baik. Tidak
selama yang diminta oleh manusia baik
untuk manusia itu sendiri. Makanya, Allah mengetahui hal itu dan menggantinya
dengan yang jauh lebih baik, akan tetapi kebanyakan kita tidak menyadarinya.
Seperti halnya anak SD yang telah meminta dibelikan motor oleh
ayahnya, hal ini bisa saja dikabulkan, namun tentu lebih banyak mudharatnya
daripada manfaatnya, itu contoh mudahnya. Kebanyakan dari kita meminta sesuatu
yang sesungguhnya diri kita belum pantas bahkan tidak pantas oleh hal itu.
Bisa saja seseorang terlahir dengan sangat bodoh, dengan sangat
susah untuk menerima pelajaran, tiap harinya ia berdoa agar dicepatkan dalam
menghapal. Sungguh Allah itu mengetahui masa depan kita sebagai hambanya. Bisa
jadi apabila kita terlahir dengan keadaan sehat maupun kemampuan otak yang
melebihi kelebihan orang lain kita menjadi sombong, angkuh, dan meremehkan orang
lain.
Dengan kerja keras untuk mempelajari sesuatu justru membuat kita
lebih giat dalam belajar. Masih banyak contoh lainnya, oleh karena itu, lebih
baik kita bersyukur dengan keadaan kita. Yakinlah terhadap apa yang telah
diberikan Allah kepada kita, itulah yang terbaik.
Allah berfirman dalam Al-qur’an “Diwajibkan atas kamu berperang,
Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci
sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” (Q.S. Al-baqarah[2]:216)
Dari ayat di atas kita mengetahui sesungguhnya belum tentu di mata
manusia baik akan tetapi baik juga di mata Allah, bisa saja yang kita benci
selama ini adalah sesuatu yng baik bagi kita, keluarga, lingkunga, lingkungan,
maupun dunia serta akhirat kita. Oleh karena itu syukurlah yang membuat kita
menjadi serba berkecukupan.
Ya Allah, berikanlah hambamu ini jalan hidup yang terbaik bagi-MU.
Kabulkanlah doa kami yang memang sudah layak menjadi hak kami, tundalah doa
kami jika memang doa tersebut belum layak untuk kami, serta gantilah doa kami
apabila doa tersebut tak baik bagi urusan kami, amin . Wallāhu a’lamu bi
ash-shawāb. []
Andi
Musthafa Husain
Ponpes
UII, FIAI, Tarbiyah 2013
Tulisan ini telah diterbitkan PPUII