إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati”
(QS. Al-baqarah[1]: 277 ).
Yevi yusnanda sedang shalat (gunung merapi) |
Segala
puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta ini, yaitu alam yang tampak
oleh mata dari berbagai makhluk ciptaan-NYA, berlari dan melata di bumi,
berterbangan di udara serta berenang di lautan. Maha kuasa Allah menciptakan
alam yang tiada tampak oleh mata dengan segala makhluk ciptaannya yang ghaib,
maha besar zat, sifat serta pengetahuan-MU ya Allah.
Maha
sempurna ciptaan-MU ya Allah, siang bersinarkan matahari, malam berlampukan
bulan yang dihiasi kelap-kelip bintang di langit kelam, bummi yang terhampar
luas berpasakkan jutaan gunung, awan yang berarak tak pernah putus, hujan yang
menyirami bumi ini menumbuhkan berbagai macam tumbuhan dengan aneka rasa yang
berbeda-beda.
Tuhan
yang tidak pernah kantuk, tidak pernah lelah, sepanjang tahun terus-menerus
berkuasa dan mengetahui keadaan hambanya. Menangis anak kera di hutan meminta
air susu ibunya, meneetas sebutir telur ikan di dasar lautan, mencicit anak
burung di ranting meminta perlindungan dengan ibunya. Berputar dunia ini pada
porosnya, semua itu tak lepas dari penglihatan, pendengaran, dan pengetahuan-MU
ya Allah.
Para
pembaca yang di cintai Allah, kita pastinya mengetahui betapa pentingnya
mendirikan shalat. Namun, begitu banyak orang yang melalaikan shalat, begitu
banyak orang yang KTP-nya mengaku Islam akan tetapi sering melalaikan shalat.
Tidak
sedikit orang yang shalat sehari sekali, itupun jika ia ingat. Tidak sedikit
diantara umat muslim yang shalat seminggu sekali yaitu shalat jum’at. Tidak
sedikit pula orang yang shalatnya setahun dua kali yaitu īdul fitri dan īdul
adha.
Allah
berfirman dalam al-quran “maka datanglah sesudah meraka, pengganti (yang jelek)
yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, meka mereka kelak
akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal
shaleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan)
sedikitpu. (QS. Marya [19]: 59-60
).
Mendirikan shalat
Begitu banyak
dalil-dalil al-qur’an maupun sunnah rasul yang menerangkan wajib shalat,
keutamaan shalat, serta bahayanya meninggalkan shalat. Al kisah, seorang ustadz
memberikan sebuah ceramah tentang wajib shalat kepada mahasiswa, beliau
menerangkan betapa pentingnya melaksanakan shalat.
Beberapa
dalil diterangkan ustadz dengan segala pengetahuannya tentang shalat tersebut.
“Shalat adalah tiang agama” ucap ustadz tersebut dengan penuh kelembutan.
Beliau juga mengeluarkan dalil al-quran tentang shalat yang berbunyi “dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk” (QS. Al-baqarah[1]: 43 ).
Salah
seorang mahasiswa yang merasa kurang puas terhadap apa-apa yang diterangkan
ustadz tersebut mengangkat tangannya dan bertanya “maaf ustadz, tapi dalil
al-qur’an maupun al-hadist yang ustadz terangkan barusan tidak menunjukkan
wajibnya shalat. Dalil tersebut menyuruh kita hanya untuk didirikan bukan
dilaksanakan atau diwajibkan?”.
Ustadz
tersebut tahu bahwa dalil al-qur’an yang terdapat kata perintah di dalamnya
adalah suatu yang wajib. Akan tetapi begitu susah menerangkannya kepada
mahasiswa karena akan menerangkan kembali tentang usul fiqih, yang berarti
memakan waktu yang banyak dan belum tentu mahasiswa tersebut paham terhadap
yang diterangkannya.
Beliau
berusaha menerangkan mahasiswa tersebut dengan cara yang berbeda. Dengan segera
ustadz tersebut mengambil sebuah pena dan memanggil seorang anak “ya Fulan,
tolong maju ke depan” ucap ustadz sambil memberikan pena yang di pegangnya.
Ustadz tersebut memerintahkan kepada fulan agar mendirikan pena tersebut di
atas meja.
Beberapa
kali Fulan menncoba untuk mendirikan pena di atas meja tersebut. Terkadang
terlihat ia bersusah payah mencari sisi meja yang datar. Dengan ketekunan
Fulan, ketelitian, kesabaran, dan kemahiran yang Fulan miliki, akhirnya pena
tersebut berdiri tegak. Tapi beberapa saat kemudian pena tersebut jatuh kembali
akibat angin yang terdapat di sekelilingnya.
“Fulan,
begitulah mendirikan shalat. Kita harus bersusah dengan sungguh-sungguh untuk mendirikannya,
harus fokus, dan perlu ketenangan. Meja perumpamaan aqidah, haruslah datar.
Angin dan getaran perumpamaan rintangan, kita harus menjaga pena tersebut agar
tetap berdiri” ucap ustadz dengan serius.
Shalat Perumpamaan Hidup
1.Apabila
terdengar suara azan panggila shalat subuh, ingatlah kita kepada bayi yang baru
dilahirkan kedunia ini, lemah tidak berdaya sama sekali, semua kebutuhannya
harus ditanggulangi orang lain. Kehidupan dan penghidupanya hanya tergantung
pada kasih sayang orang lain, kasih sayang ibu bapak dan limpahan rahmat Allah.
Pinjaman
dari Allah berupa Jasmaniyah yang menyatu dalam proses kejadian, ada beberapa
pembagian yaitu, 4 dari ibu terdiri dari lemak, darah, bulu, dan daging.
Kemudia 4 dari bapak berupa kulit, asib, urat, dan tulang. Serta 5 dari Allah
berupa, pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan roh.
Ayat al-quran telah menerangkang hal tersebut
yang berbunyi “Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
(QS. As-sajadah[32]: 9 ).
2.
Apabila terdengar bedug zuhur, diiringi panggilan azan
untuk shalat. Ingatlah ketika itu kita berada pada pertengahan jalan. Usaha
terdapat pada tangan, kegagahan dan ketampanan terdapat pada tubuh, senyuman
terdapat pada muka, pangkat terdapat di bahu, tabah maupun tamak terdapat di
hati, jujur maupun bohong terdapat pada mulut, kesopanan atau keangkuhan
terdapat pada gaya. Kemanakah kesempatan ini akan kita bawa ???
Apabila
setir banting ke kanan, mengikuti ajaran Allah serta rasulnya dan tetap
berpedoman pada ajaran islam, maka selamatlah kita di dunia maupun di akhirat.
Namun apabila setir banting ke kiri, mengikuti ajaran syaiton dan melanggar apa
saja yang telah ditetapkan islam sebagai perintah serta melakukan larangan yang
telah di tetapkan ingatlah sungguh azab-NYA sangatlah pedih.
3.Apabila
terdengar bedug diiringi suara azan panggilan
shalat asar yang mendayu-dayu ingatlah dn sadarlah kita semua, bahwa barang
yang ada di tubuh ini satu persatu telah di ambil penghuninya. Ibarat matahari
telah condong ke barat, kita tak setampan dan segagah dulu lagi, pendengaran
sudah tak jelas, penglihatan mulai rabun, kulit yang mengendor, ingatan selalu
memudar. Hidup ini sudah merasa cemas di tambah dengan sakit-sakitan yang tak
kunjung sembuh, maut setiap waktu dan setiap saat mulai mengintai.
Marilah
kita tinjau kembali kehidupan ini, prilaku apakah yang telah kita kerjakan
ketika muda. Sejauh manakah perbuatan baik kita kepada orang tua, keluarga,
sahabat karib, tetangga, dan masyarakat. Sejauh manakah pengabdian kita kepada
Allah yang maha kuasa.
4.
Apabila terdengar bedug diiringi suara azan jikala
senjauntuk menunaikan shalat maghrib, seperti matahari telah terbenam di ufuk
barat, cahayanya telah ditelan alam. Kini, kenangan pahit manis telah berlalu,
ambillah i’tibar perjalanan hidup kita telah usai.
Jikala
itu terjadi jabatan longsor dari bahu, istri setia jadi kesepian, suami ganteng
pergi berkeluyuran, anak menjadi yatim piatu, rumah indah ditempati orang lain,
mata sedih berlinang air, namun maut tatap datang menjemput tak terhindarkan.
Firman Allah yang
artinya “Katakanlah bahwa sesungguhnya kematian yang kamu semua melarikan diri
dari padanya, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu akan di kembalikan kepada
zat yang maha mengetahui segala sesuatu yang gaib serta yang nyata ,
selanjutnya ia akan memberitahukanmu, semua apa saja yang kamu lakukan”. (QS.As- sajadah [62]: 8 ).
5.
Apabila terdengar bedug dan panggilan azan untuk
menunaikan shalat isya maka ingatlah kita tiupan terompet sangkakala,
menandakan dunia ini akan kiamat. Ap sajakah yang telah kita lakukan di dunia,
semua akan di pertanggung jawabkan di akhitat kelak. Semua amal baik dan amal
buruk akan ditimbang secara adil, perbuatan baik akan membawa kita ke surga dan
jika perbuatan buruk lebih banyak maka akan membawa kita ke neraka naudzubillahi
min zālik.
Ya Allah jadikanlah kami sebagai
orang-orang yang beriman, orang yang selalu melaksanakan shalat berjamaah,
jadikan kami orang yang selalu merindukan zat yang menciptakan kami. Ya Allah
jadikan kami hamba-MU yang Engkau cintai, jadikan kami hamba yang selalu berada
di jalan-MU, oleh karena itu bimbinglah kami menuju jalan yang benar. Āmīn...
Andi Musthafa Husain,
Santri Pon Pes
UII
Alumni Pon Pes As-salam
*Tulisan ini telah diterbitkan di buletin Alrasikh