Senin, 18 Maret 2013

Shalat Perumpamaan Hidup



إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”
(QS. Al-baqarah[1]: 277 ).




Yevi yusnanda sedang shalat (gunung merapi)

                           Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta ini, yaitu alam yang tampak oleh mata dari berbagai makhluk ciptaan-NYA, berlari dan melata di bumi, berterbangan di udara serta berenang di lautan. Maha kuasa Allah menciptakan alam yang tiada tampak oleh mata dengan segala makhluk ciptaannya yang ghaib, maha besar zat, sifat serta pengetahuan-MU ya Allah.
                           Maha sempurna ciptaan-MU ya Allah, siang bersinarkan matahari, malam berlampukan bulan yang dihiasi kelap-kelip bintang di langit kelam, bummi yang terhampar luas berpasakkan jutaan gunung, awan yang berarak tak pernah putus, hujan yang menyirami bumi ini menumbuhkan berbagai macam tumbuhan dengan aneka rasa yang berbeda-beda.
                           Tuhan yang tidak pernah kantuk, tidak pernah lelah, sepanjang tahun terus-menerus berkuasa dan mengetahui keadaan hambanya. Menangis anak kera di hutan meminta air susu ibunya, meneetas sebutir telur ikan di dasar lautan, mencicit anak burung di ranting meminta perlindungan dengan ibunya. Berputar dunia ini pada porosnya, semua itu tak lepas dari penglihatan, pendengaran, dan pengetahuan-MU ya Allah.
                           Para pembaca yang di cintai Allah, kita pastinya mengetahui betapa pentingnya mendirikan shalat. Namun, begitu banyak orang yang melalaikan shalat, begitu banyak orang yang KTP-nya mengaku Islam akan tetapi sering melalaikan shalat.
                           Tidak sedikit orang yang shalat sehari sekali, itupun jika ia ingat. Tidak sedikit diantara umat muslim yang shalat seminggu sekali yaitu shalat jum’at. Tidak sedikit pula orang yang shalatnya setahun dua kali yaitu īdul fitri dan īdul adha.
                           Allah berfirman dalam al-quran “maka datanglah sesudah meraka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, meka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpu. (QS. Marya [19]: 59-60 ).

Mendirikan shalat
                           Begitu banyak dalil-dalil al-qur’an maupun sunnah rasul yang menerangkan wajib shalat, keutamaan shalat, serta bahayanya meninggalkan shalat. Al kisah, seorang ustadz memberikan sebuah ceramah tentang wajib shalat kepada mahasiswa, beliau menerangkan betapa pentingnya melaksanakan shalat.
                           Beberapa dalil diterangkan ustadz dengan segala pengetahuannya tentang shalat tersebut. “Shalat adalah tiang agama” ucap ustadz tersebut dengan penuh kelembutan. Beliau juga mengeluarkan dalil al-quran tentang shalat yang berbunyi “dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk” (QS. Al-baqarah[1]: 43 ).
                           Salah seorang mahasiswa yang merasa kurang puas terhadap apa-apa yang diterangkan ustadz tersebut mengangkat tangannya dan bertanya “maaf ustadz, tapi dalil al-qur’an maupun al-hadist yang ustadz terangkan barusan tidak menunjukkan wajibnya shalat. Dalil tersebut menyuruh kita hanya untuk didirikan bukan dilaksanakan atau diwajibkan?”.
                           Ustadz tersebut tahu bahwa dalil al-qur’an yang terdapat kata perintah di dalamnya adalah suatu yang wajib. Akan tetapi begitu susah menerangkannya kepada mahasiswa karena akan menerangkan kembali tentang usul fiqih, yang berarti memakan waktu yang banyak dan belum tentu mahasiswa tersebut paham terhadap yang diterangkannya.
                           Beliau berusaha menerangkan mahasiswa tersebut dengan cara yang berbeda. Dengan segera ustadz tersebut mengambil sebuah pena dan memanggil seorang anak “ya Fulan, tolong maju ke depan” ucap ustadz sambil memberikan pena yang di pegangnya. Ustadz tersebut memerintahkan kepada fulan agar mendirikan pena tersebut di atas meja.
                           Beberapa kali Fulan menncoba untuk mendirikan pena di atas meja tersebut. Terkadang terlihat ia bersusah payah mencari sisi meja yang datar. Dengan ketekunan Fulan, ketelitian, kesabaran, dan kemahiran yang Fulan miliki, akhirnya pena tersebut berdiri tegak. Tapi beberapa saat kemudian pena tersebut jatuh kembali akibat angin yang terdapat di sekelilingnya.
                           “Fulan, begitulah mendirikan shalat. Kita harus bersusah dengan sungguh-sungguh untuk mendirikannya, harus fokus, dan perlu ketenangan. Meja perumpamaan aqidah, haruslah datar. Angin dan getaran perumpamaan rintangan, kita harus menjaga pena tersebut agar tetap berdiri” ucap ustadz dengan serius.

Shalat Perumpamaan Hidup
                           1.Apabila terdengar suara azan panggila shalat subuh, ingatlah kita kepada bayi yang baru dilahirkan kedunia ini, lemah tidak berdaya sama sekali, semua kebutuhannya harus ditanggulangi orang lain. Kehidupan dan penghidupanya hanya tergantung pada kasih sayang orang lain, kasih sayang ibu bapak dan limpahan rahmat Allah.
                           Pinjaman dari Allah berupa Jasmaniyah yang menyatu dalam proses kejadian, ada beberapa pembagian yaitu, 4 dari ibu terdiri dari lemak, darah, bulu, dan daging. Kemudia 4 dari bapak berupa kulit, asib, urat, dan tulang. Serta 5 dari Allah berupa, pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan roh.
                            Ayat al-quran telah menerangkang hal tersebut yang berbunyi Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.  (QS. As-sajadah[32]: 9 ).
                           2. Apabila terdengar bedug zuhur, diiringi panggilan azan untuk shalat. Ingatlah ketika itu kita berada pada pertengahan jalan. Usaha terdapat pada tangan, kegagahan dan ketampanan terdapat pada tubuh, senyuman terdapat pada muka, pangkat terdapat di bahu, tabah maupun tamak terdapat di hati, jujur maupun bohong terdapat pada mulut, kesopanan atau keangkuhan terdapat pada gaya. Kemanakah kesempatan ini akan kita bawa ???
                           Apabila setir banting ke kanan, mengikuti ajaran Allah serta rasulnya dan tetap berpedoman pada ajaran islam, maka selamatlah kita di dunia maupun di akhirat. Namun apabila setir banting ke kiri, mengikuti ajaran syaiton dan melanggar apa saja yang telah ditetapkan islam sebagai perintah serta melakukan larangan yang telah di tetapkan ingatlah sungguh azab-NYA sangatlah pedih.
                           3.Apabila terdengar bedug diiringi suara azan panggilan shalat asar yang mendayu-dayu ingatlah dn sadarlah kita semua, bahwa barang yang ada di tubuh ini satu persatu telah di ambil penghuninya. Ibarat matahari telah condong ke barat, kita tak setampan dan segagah dulu lagi, pendengaran sudah tak jelas, penglihatan mulai rabun, kulit yang mengendor, ingatan selalu memudar. Hidup ini sudah merasa cemas di tambah dengan sakit-sakitan yang tak kunjung sembuh, maut setiap waktu dan setiap saat mulai mengintai.
                           Marilah kita tinjau kembali kehidupan ini, prilaku apakah yang telah kita kerjakan ketika muda. Sejauh manakah perbuatan baik kita kepada orang tua, keluarga, sahabat karib, tetangga, dan masyarakat. Sejauh manakah pengabdian kita kepada Allah yang maha kuasa.
                           4. Apabila terdengar bedug diiringi suara azan jikala senjauntuk menunaikan shalat maghrib, seperti matahari telah terbenam di ufuk barat, cahayanya telah ditelan alam. Kini, kenangan pahit manis telah berlalu, ambillah i’tibar perjalanan hidup kita telah usai.
                           Jikala itu terjadi jabatan longsor dari bahu, istri setia jadi kesepian, suami ganteng pergi berkeluyuran, anak menjadi yatim piatu, rumah indah ditempati orang lain, mata sedih berlinang air, namun maut tatap datang menjemput tak terhindarkan.
                           Firman Allah yang artinya “Katakanlah bahwa sesungguhnya kematian yang kamu semua melarikan diri dari padanya, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu akan di kembalikan kepada zat yang maha mengetahui segala sesuatu yang gaib serta yang nyata , selanjutnya ia akan memberitahukanmu, semua apa saja yang kamu lakukan”. (QS.As- sajadah [62]: 8 ).
                           5. Apabila terdengar bedug dan panggilan azan untuk menunaikan shalat isya maka ingatlah kita tiupan terompet sangkakala, menandakan dunia ini akan kiamat. Ap sajakah yang telah kita lakukan di dunia, semua akan di pertanggung jawabkan di akhitat kelak. Semua amal baik dan amal buruk akan ditimbang secara adil, perbuatan baik akan membawa kita ke surga dan jika perbuatan buruk lebih banyak maka akan membawa kita ke neraka naudzubillahi min zālik.
                           Ya Allah jadikanlah kami sebagai orang-orang yang beriman, orang yang selalu melaksanakan shalat berjamaah, jadikan kami orang yang selalu merindukan zat yang menciptakan kami. Ya Allah jadikan kami hamba-MU yang Engkau cintai, jadikan kami hamba yang selalu berada di jalan-MU, oleh karena itu bimbinglah kami menuju jalan yang benar. Āmīn...

Andi Musthafa Husain,
Santri Pon Pes UII
Alumni Pon Pes As-salam

*Tulisan ini telah diterbitkan di buletin Alrasikh

Memulai Bisnis Mentok (Sebuah Tulisan Amatir)

Dengan berbagai alasan melihat situasi dan kondisi di perdesaan, akhirnya saya mencoba untuk berternak entok. Pada dasarnya entok diterna...