Selasa, 02 Oktober 2012

Belajar Sebelum Mengajar


Mungkin sudah menjadi suatu yang biasa bagi santri pp uii untuk mengajar anak TPA, tapi hari ini saya banyak belajar akan hal itu, setelah dua hari di training oleh salah satu kakak smester yang sudah berpengalaman dalam mengajar anak TPA, saya banyak mendapatkan pengalaman yang tak ternilai harganya,
                Hari itu di mulai dari salah seorang ustadz yang mengajak saya mengajar di sanggar (anak yatim),  mendengar akan hal itu saya langsung bergegas untuk menyiapkan apa-apa yang seharusnya di persiapkan, apalagi sang ust meminta saya untuk mengajar matematika, “WAH” mulut saya mengatakan kata tersebut secara sepontanitas.
                Bukannya saya takut akan mengajar anak TPA untuk mata pelajaran matematik, tapi saya gak habis pikir, kok bisa, Ust tersebut mengetahui saya sangat menyukai pelajaran matematika,  dengan semangat yang tinggi saya pelajari lagi matematik yang akan saya ajarkan,
                Tak lama setelah mendengar kabar baik tersebut, sebuah getaran yang tak asing lagi bagi saya terasa di saku kanan celana, dengan cepat saya membuka pesan singkat tersebut, “ Andi mohon maaf, Ust ada acara mendadak,  mengajarnya mugkin bisa di ganti minggu depan. Saya yang membaca sms tersebut merasa sedikit banyak kecewa atas apa yang ustad tersebut sampaikan, ucap saya, sambil sedikit berontak sambil memasukkan hape ke saku.
                Agak kecewa sih, setelah mendengar berita baik yang di susul berita yang membatalkan akan berita baik tersebut. Sambil membereskan buku- buku saya terus memikirkan, acara apa sih yang ust lakukan untuk membatalkan sebuah amal yang tak ternilai pahalanya ini??.,
                Sampai pada saat saya memutuskan “the day 4 sleep” sebuah ketukan mengharapkan saya untuk membuka pintu kamar terdengar agak kencang, “tidak ada orang” guyon saya sambil membuka pintu.
                Aziz       : ndi, kamu ada kerjaan??
                Andi      :ngak ziz, emang ada apa??
                Aziz       :ini ndi, kamu bisa temanin aku ngajar TPA ngak??
                Andi      : ooo, dengan senang hati ziz,,
                Setelah melaksanakan shalat ashar berjamaah, kami segera ke alokasi di mana tempat aziz biasa mengajar anak TPA. “Sampai tepat waktu”, katanya sambil mematikan motor dan mencabut kontak. Tanpa basa basi aziz langsung menyuruh saya untuk mengajar pada bab tawadu’.
                Pelajaran terlihat sengat lancar, terlihat dari senyuman- senyuman anak TPA yang begitu tulus memperhatikan saya mengajar, saya mulai senang dengan mereka, begitu pula sebaliknya.
Beberapa pelajaran yang dapat saya ambil hikmahnya:
  1. ·        Allah mengajarkan saya mengajar dari yang termudah terlebih dahulu untuk mengetahui, sampai dimana kemampuan yang saya punya.
  2. ·        Terlihat tawa tulus di antara anak TPA yang secara tidak langsung mengajarkan saya untuk jujur. Sebenarnya saya iri dengan mereka, karena mereka sangat bebas mengexspresikan sifat asli mereka tanpa ada kebohongan yang tersembunyi, ketika mereka kesakitan, mereka akan menangis, ketika mereka senang mereka akan tertawa.
  3. ·        Sehingga kamu mengira itu baik bagi kamu padahal itu jelek bagi kamu, dan begitu pula sebaliknya kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu.
  4. ·        Allah tak akan mengurangi rizki seseorang melainkan Ia akan menggantinya, dengan sesuatu yang setimpal bahkan lebih dari itu.

Memulai Bisnis Mentok (Sebuah Tulisan Amatir)

Dengan berbagai alasan melihat situasi dan kondisi di perdesaan, akhirnya saya mencoba untuk berternak entok. Pada dasarnya entok diterna...