Oleh : Andi Musthafa Husain
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷uqyzr& 4
(#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè?
Orang-orang
beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.(al-Hujurāt[49] :10)
Tim Kece PPUII "2011" |
Segala puji bagi Allah
yang telah menciptakan alam semesta ini, yaitu alam yang tampak oleh mata dari
berbagai makhluk ciptaan-NYA, berlari dan melata di bumi, berterbangan di udara
serta berenang di lautan. Maha kuasa Allah menciptakan alam yang tiada tampak
oleh mata dengan segala makhluk ciptaannya yang ghaib, maha besar zat, sifat
serta pengetahuan-MU ya Allah.
Maha sempurna
ciptaan-MU ya Allah, siang bersinarkan matahari, malam berlampukan bulan yang
dihiasi kelap-kelip bintang di langit kelam, bummi yang terhampar luas
berpasakkan jutaan gunung, awan yang berarak tak pernah putus, hujan yang
menyirami bumi ini menumbuhkan berbagai macam tumbuhan dengan aneka rasa yang
berbeda-beda.
Tuhan yang tidak pernah
kantuk, tidak pernah lelah, sepanjang tahun terus-menerus berkuasa dan
mengetahui keadaan hambanya. Menangis anak kera di hutan meminta air susu
ibunya, menetas sebutir telur ikan di dasar lautan, mencicit anak burung di
ranting meminta perlindungan dengan ibunya. Berputar dunia ini pada porosnya,
semua itu tak lepas dari penglihatan, pendengaran, dan pengetahuan-MU ya Allah.
Shalawat beertangkaikan
salam berpucukkan rindu berantingkan kasih sayang semoga tetap tercurahkan
kepada baginda alam, putra Abdullah, buah hati Siti Aminah, Habibullah kekasih
Allah, beliau manusia agung Muhammad sallalāhualaihi wa sallam yang
selalu kita tunggu syafaatnya di hari akhir kelak. Rasul yang selalu rindu dan
merindukan kita, orang yang sanggup bermandikan darah berselimutkan pedang demi
menegakkan kalimat lāilāhaillallah di muka bumi ini sehingga kita dapat
menikmati Indahnya Islam pada saat ini.
Pancasila
Setiap penduduk bangsa Indonesia tentu sudah hapal pancasila.
Pancasila sudah diajarkan pada rakyat semenjak kecil, ketika di Sekolah Dasar
tentu setiap guru telah mengajarkan isi kandungan serta menyuruh pada peserta
didiknya untuk menghapal pancasila. Pancasila sebagai pedoman untuk rakyat
seharusnya sudah menjadi darah daging Indonesia itu sendiri. Seharusnya bangsa
Indonesia mengamalkan semua prilaku dan tindakan yang tidak lepas dari
pancasila.
Setiap pembuatan UUD 45’ tidak boleh
melenceng atau keluar dari konsep kelima pancasila tersebut, tentu semua
undang-undang yang beredar sekarang semuanya berada dalam koredor pancasila.
Penulis yakin bahwa anak SD saja sudah hapal akan lima pancasila yang menjadi
konsep utama bangsa Indonesia. Akan tetapi, sedikit ragu semua telah
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini bangsa Indonesia akan
memilih Presiden atau pemimpin yang akan memimpin Indonesia lima tahun kedepan.
Sedikit prihatin bahwa untuk memilih pemimpin saja kita sebagai bangsa
Indonesia belum bisa bersatu. Sebagai contoh, politik yang menjatuhkan capres
dan cawapres satu sama lain. Sebenarnya penulis yakin bahwa para politis jauh
lebih memahami sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”. Lantas, seharusnya
siapapun yang menjadi pemimpin bangsa kedepan maka sebaiknya bagi kita
mentaatinya.
Apakah tidak malu, tak kala seorang
telah menghina pemimpinnya setelah pemimpin tersebut jadi presiden. Seharusnya
pemilihan presiden ini bisa menjadikan Indonesia lebih berpikir jernih dan
menjadi satu kesatuan. Jika faktor Internal saja Indonesia tidak bisa bersatu,
bagaimana dengan hubungannya dengan negara lain.
“Bhineka Tunggal Ika” sebuah kata
yang dipegang teguh oleh garuda Indonesia dengan cengkramnya. Tentu pemimpin
terdahulu telah memikirkan semboyan ini dengan sangat matang untuk dijadikan
pedoman. Walaupun berbeda-beda tapi tetap satu juga, Indonesia terdiri dari
kepulauan-kepulauan kecil dan besar, memiliki beraneka ragam suku dan budaya,
kaya akan bahasa dan sumber daya alam, akan tetapi perbedaan tersebut
seharusnya tetap menjadikan Indonesia satu kesatuan yang sangat kuat.
Muslim itu Saudara
Pada surat al-Hujurāt ayat 10 yang artinya “Orang-orang beriman itu
Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. Telah
diterangkang kepada kita bahwa umat muslim di Indonesia bahkan di dunia
sebenarnya adalah saudara. Akan tetapi, jika kita amati lebih lanjut ayat ini
maka kita akan menemukan kata perselisihan di antara umat muslim itu sendiri,
maka Allah memerintahkan kita untuk menyatukan dan memperbaiki hubungan di
antara kita agar kita semua mendapatkan rahmat-NYA.
Rasulullah sebenarnya juga telah memprediksi semua bencana dan
problem yang terdapat pada umatnya. Seperti keadaan umatnya di akhir zaman,
umat muslim akan sangat banyak kelak di akhir zaman akan tetapi sangan sedikit
peranannya. Umat muslim di akhir zaman seperti buih yang terombang-ambing di
laut luas, jikala ombak mebawanya ke tepi maka terbawalah buih tersebut menuju
tepi dan begitu juga jikala ombak menuju tengah maka buih tersebut akan terbawa
ke tengah.
Imam Munawir menerangkan dalam bukunya Kebangkitan Islam dan
Tantangan-Tantangan yang Dihadapi Dari Masa Kemasa bahwa membahas kondisi
umat Islam di Indonesia merupakan sesuatu yang unik. Keunikan itu dapat dilihat
dari besarnya kuantitas para pemeluk agama Islam yang terdapat di Indonesia,
akan tetapi kecil peranannya dalam agama itu sendiri. Terutama dalam urusan
politik, sangat sedikit yang memanfaatkan dasar-dasar pada aturan Islam.
Wilfred Cantwell Smith berasumsi bahwa kebangkitan Islam nanti akan
dipelipori oleh bangsa Indonesia, tentu saja ia berkata demikian dengan data
dan dasar yang meyakinkan. Namun, pandangan demikian akan banyak mengundang
pertanyaan-pertanyaan, sebab umat Islam Indonesia sendi yang lebih berhak
menilai.
Memang diakui bahwa Indonesia menjadi negara yang umat Islam terbesar,
akan tetapi orang akan melihat sejauh mana cita-cita Islam mewarnai dalam
seluruh kerak dan corak kehidupan, baik dalam lapangan hidup bermasyarakat
maupun dalam pemerintahan. Dapatlah ditarik kesimpulan sementara bahwa ternyata
kaum muslim Indonesia adalah mayoritas berfungsi minoritas, atau dapat diberi
predikat “numarical majority” (banyak bilangannya) akan tetapi “technical
minority” (sedikit dalam peranannya).
Hal yang seperti ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti:
latar belakan pendidikan, lingkungan, kedudukan, keturunan, pemerintahan dan
banyak lagi lainnya. ketentuan dan pernyataan yang demikian tentu membawa pola
pikir dan pandangan tentang Islam berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Toleransi
Berbeda pendapat itu biasa, bahkan bagi umat muslim berbeda
pendapat itu adalah rahmat. Rasulullah SAW bersabda “perbedaan pendapat umatku
adalah rahmat” (al-hadist). Dari sabda rasul ini kita dapat mengetahui, bahwa
rasul juga mengetahui bahwa umatnya akan berselisih dan perselisihan itu
sebenarnya adalah rahmat.
Betapa indahnya jikala Indonesia ini membangun negara bersama
saling toleril terhadap perbedaan, tidak ada caci-maki antara satu kubu dan
kubu lainnya. setiap sisi memiliki sisi positif dan sisi negatif. Tapi, perlu
kita ingat toleransi dilakukan dengan sangat bijak, terkadang kita menemukan
beberapa tindakan yang memang seharusnya diambil tegas dan dihukum secara
tegas, akan tetapi malah di toleril oleh beberapa pihak.
Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata : Aku
mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Barang siapa di
antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan
tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya
(menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya (merasa tidak
senang dan tidak setuju) , dan demikian itu adalah selemah-lemah iman”.(Muslim
no:49)
Dari hadist di atas kita dapat mengetahui bahwa ada beberapa faktor
hukum yang seharusnya diambil tegas. Barang siapa yang melihat kemungkaran maka
hendaklah kita mencegahnya dengan tangan, hal ini berupa tindakan, tindakan
yang dapat mengubah seseorang, atau mencegahnya secara langsung.
Akan tetapi, jika tak sanggup dengan tangan, atau tidak memiliki
kekuasaan maka hendaklah kita mencegahnya melalui lisan, melalui
perkataan-perkataan yang penuh dengan nasehat serta menerangan dengan tegas
bahwa ia sedang melakukan kesalahan. Menasehati seseorang harus dengan kadar
kemampuannya agar kelak tidak ada perasaan yang menyindir atau kesalah pahaman
antara keduanya.
Apabila tidak kuat melakukannya dengan tangan maupun lisan maka
alternatif teraakhir adalah dengan hati. Seseorang yang melihat kemungkarang
bisa saja menasehati temannya melalui hati. Maksudnya disini adalah mendo’akan
orang yang telah melakukan kemungkarang tersebut, dengan do’a tersebut semoga
Allah memperbaiki serta memberinya hidayah hingga tidak berbuat mungkar
dikemudian harinya.
Ya Allah jadikanlah bangsa Indonesia ini bangsa yang makmur, bangsa
yang bermoral, bangsa yang selalu Engkau rahmati, bangsa yang menjunjung tinggi
kalimat lāilāhaillallah. Jadikanlah bangsa ini bangsa yang toleransi,
bangsa yang memiliki pemimpin yang sidiq, amanah, tabligh, fatonah. Wallāhu
a’lamu bi ash-shawāb. []
Andi
Musthafa Husain
Ponpes
UII, FIAI, Tarbiyah 2013